Siapa yg pembajak, siapa yang dibajak

Filed under: by:

Akhir2x ini dimilis yang saya ikuti sedang lumayan ramainya informasi dan diskusi soal pemutaran film "Pirates of Silicon Valley". Entah ya, kenapa bisa jadi ramai begitu ? Soalnya saya sudah nonton film itu bertahun - tahun yang lalu.

Tahun 2000, kebetulan ada teman saya yang pesan DVD film itu dari keluarganya yang diluar negeri. Dan waktu itupun sepertinya pemberitaan mengenai film itu tidak terlalu ramai (setidaknya yang saya rasakan waktu itu). Tapi setelah berita bahawa film itu akan diputar di Cinemax, kok malah jadi banyak yang berdiskusi soal film itu. Mulai dari pendapat yang mengatakan bahwa suatu kewajaran apabila produk2x Microsoft sering dibajak karena toh pada awal karirnya, mereka juga membajak produk orang lain.

Loh ... ini kok ngaco ya :-p .

Seingat saya, difilm itu Bill Gates dan rekan2x nya tidak membajak produk orang lain. Mereka hanya membeli sebuah OS yang kemudian diklaim sebagai produk mereka dan kemudian dijual kembali ke IBM. Ingat, mereka membeli dengan harga yang wajar disaat itu.

Kemudian, dikusi dilanjurkan dengan pendapat bahwa Microsoft membajak ide GUI dari Apple, dan Apple membajak ide Mouse dari Xerox.

Waaah, ide kok bisa dibajak ya :-))

Dalam sebuah bisnis, tentunya menjadi hal yang wajar apabila suatu ide / strategi ditiru oleh orang lain. Toh pada perkembangannya GNU/Linux pun meniru tampilan GUI dari Windows ataupun MacOS . Toh, hal itu bukan dijadikan sebuah kekurangan dari GNU/Linux, justru saya sebagai pengguna GNU/Linux bangga sekali apabila tampilan saya bisa sangat mirip dengan MacOS (soalnya blm mampu beli Mac yang asli).

Pada realitas di Indonesia, yang disebut pembajak itu adalah pihak2x yang menggunakan suatu produk dengan cara2x yang tidak sah, dan biasanya adalah dengan cara menggunakan suatu produk software yang belisensi tanpa mau membayar dengan harga yang sudah ditentukan. Dengan alasan bahwa harga lisensi produk itu terlalu mahal, kemudian kita membenarkan tindakan penggunaan software yang tidak sah itu.

Akhir akhir ini, saya berusaha untuk mengabaikan istilah "Membajak" atau "Pembajak" atau istilah2x lain yang serupa dengan itu dalam menyikapi suatu cara penggunaan software. Bagi saya pribadi suatu pilihan itu bukan terletak pada apakah harus atau tidaknya membajak suatu produk, tapi lebih kepada kenapa saya menggunakan suatu software. Seperti misalnya saya memilih GNU/Linux sebagai OS dikomputer yang saya pakai, itu bukan karena saya tidak mampu untuk membeli Microsoft Windows, atau bukan pula karena saya tidak mau membajak produk itu. Tapi saya menganggap bahwa GNU/Linux lebih bisa membantu pekerjaan saya sehari-hari dibandingkan produk yang lain itu. Dengan alasan ini pula, maka apabila suatu saat, misalnya, saya harus membayar untuk menggunakan GNU/Linux, maka tidak ada masalah untuk itu. Atau jika saya tidak mampu, maka saya akan coba mencari produk lain yang lebih terjangkau oleh saya.

Intinya adalah bukan hanya persoalan harga jika GNU/Linux digunakan oleh orang2x. Namun lebih kepada faktor kebebasan yang melekat padanya. Dan kebebasan itu tidak dapat dihargai oleh berapapun nilai uangnya.

Kalu begitu sekarang mengenai 'pembajakan' ide. Bagaimana kita menyikapi hal itu ?

Kalo menurut saya, silahkan saja apabila anda ingin 'membajak' ide orang lain. Jika anda merasa bahwa anda bisa membuat karya yang lebih baik dari orang itu kenapa tidak anda sedikit meniru ide tersebut untuk kemudian anda kembangkan sendiri. Toh Microsoft dan Apple pun melakukan hal itu kan ? :-p

Siapa tahu dimana depan anda bisa menyaingi 2 perusahaan tersebut.

2 komentar:

On 6:08 PM , suprie said...

mmm... saat ini sahaya lebih ke end user aja lah, toh saya puas dengan yang saya gunakan sekarang :d

 
On 5:07 PM , Indrio Eko Purnomo said...

Yang memuaskan yang Proprietary ato FOSS prof ?